Banyak sekali orang-orang yang sudah “kapok” berinvestasi saham.
Mereka sering kehilangan cukup banyak uang di saham, terutama bagi pemula yang baru masuk di dunia saham.
Bahkan, saking seringnya loss, sempat muncul pertanyaan, ke mana uang yang hilang di saham itu? Kok tiba-tiba minus 50%? Itu uangnya ke mana?
Hayo ada yang tahu?
Tentu saja ada yang mengambil uangmu jika kamu loss
Yes, pada intinya, ketika kamu membeli saham, kamu memberikan uangmu ke penjual sahamnya.
Di kemudian hari, mungkin tidak ada yang mau membeli saham yang kamu miliki di harga yang kamu inginkan.
Bisa saja ada yang menawar lebih rendah. Tergantung kalian, mau jual atau tidak?
Uangmu tidak hilang! Hanya saja ditukar dengan Lembar saham
Analoginya sama persis seperti membeli mobil bekas. Ketika kamu membeli mobil, kamu menukar uangmu dengan mobil.
Di masa depan, jika mobilmu tidak cukup langka atau berharga, maka pembeli yang menawar pun akan menawarnya di harga rendah.
Di saham persis sama, bedanya, harga saham yang kamu miliki itu dilelang dan dicatat setiap saat sehingga harganya juga akan terlihat naik turun setiap saat.
Memang, ketika melihat nilai sahammu turun, itu sama persis seperti melihat uangmu menguap bagai udara.
Ya memang seperti itu. Market itu digerakan oleh supply and demand yang DICATAT secara terus menerus.
Semakin sedikit demand, maka kalian akan melihat semakin besar pula loss kalian, or at least, unrealised loss.
Rumah kalian, mobil kalian, dan semua harta kalian, jika ada yang men-track supply and demandnya secara terus menerus, juga pasti akan terlihat naik turun nilainya.
Jika kalian loss, yang menikmati uangmu adalah penjual sebelumnya yang berhasil menjual saham kepada kalian di harga tinggi.
Tidak perlu anda harus dendam dengan market, karena begitulah cara market bekerja!
That’s why belilah saham secara jangka panjang, jika perusahaan kalian berharga, maka yang mau beli akan banyak, harganya pun akan naik seiring waktu.